PSPS gagal menuntaskan misi mencuri poin di Stadion Gelora Jakabaring, Palembang saat menghadapi tuan rumah Sriwijaya FC (SFC), Ahad (11/12). Setelah menjalani pertandingan ketat, tim berjuluk Askar Bertuah itu kalah 1-2 dan terdepak ke posisi kesembilan klasemen sementara Indonesian Super League (ISL).
Pertandingan yang disaksikan ribuan Singa Mania (suporter SFC), sejak menit pertama sudah memberi kejutan dengan aksi spektakuler Keith Kayamba Gumbs yang berhasil melesakkan tendangan keras pada menit ke-2. Bola sepakan pemain yang sudah dua musim membela SFC gagal ditepis kiper Fance Hariyanto. PSPS terus berusaha mengejar ketertinggalan. Namun rapuhnya lini pertahanan serta penggalangan permainan yang kurang baik di lini tengah membuat Dzumafo Epandi Herman dan Zainal Arif yang dipercaya mengisi lini depan tak dapat berbuat banyak di babak pertama.
Selang tiga menit dari gol Gumbs yang menjadikannya pencetak gol terbanyak sementara musim ini dengan tiga gol, Dzumafo dapat peluang yang sangat baik melalui tendangan bebas setelah Patrice Nzekou dijatuhkan beberapa centimeter dari luar kotak penalti. Tapi bola sepakan Herman masih ditepis kiper Ferry Rotinsulu yang tampil konsisten. Penguasaan yang baik dari para pemain SFC dari lini tengah lewat koordinasi Firman Utina dan Ponaryo terus menekan pertahanan PSPS. Sebaliknya, Ambrizal dkk justru keteteran dan tak dapat berbuat banyak.
Menit 10 pertandingan berjalan, Gumbs yang berhasil lepas menyusuri sisi kiri kotak penalti PSPS setelah menerima umpan panjang dari Lim Jun Sik, berhasil memberi umpan manis ke Hilton Moreira yang berdiri bebas. Hilton langsung melesakkan bola dengan kaki kanannya dan gagal diantisipasi Fance.
Skor 2-0 terus berakhir hingga 45 menit babak pertama. Di babak kedua PSPS bermain lebih bagus. Sayangnya hanya satu gol yang bisa dicetak, yakni pada menit ke-87. Saat itu Dzumafo berhasil melewati tiga hingga empat pemain belakang SFC dan melesakkan tendangan keras di kiri gawang Ferry Rotinsulu. Permainan anak-anak Pekanbaru yang jauh di bawah penampilan terbaik mereka pada babak pertama diakui sang pelatih Mundari Karya. Menurut Mundari, pemainnya kurang disiplin dan tak dapat menguasai bola secara individu.(*2/ted)